Selasa, 18 Juni 2013

PRINSIP PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU


- Mark Twain
Perilaku sesuai hakikat pemiliknya. Seperti air yang selalu mengalir kebawah dan api selalu membakar, perilaku setiap orang memiliki cirinya masing-masing. Namun, apapun warnanya air tetaplah air. Mau biru, soda tetap saja air. Biarpun kuning, teh juga air. Atau hitam, kopi juga esensinya air. Perilaku memiliki titik pangkal yang tetap. Sehingga perubahan perilaku yang terjadi sebenarnya merupakan perkembangan dari pangkal tersebut.
Secara fundamental, Change (perubahan) berarti transisi yang terjadi saat sesuatu begerak dari being same menjadi being different(wikipedia.org)
Kurt Lewin terkenal dengan teori medan yang menjelaskan pembentukan perilaku berasal dari interaksi antara Person (P) dengan lingkungan alias Environment (E). Keduanya dirumuskan dalam:
B= f (P,E)
Ternyata dalam penelitian ditemukan bahwa Environment mempengaruhi 70% pembentukan perilaku dibandingkan P itu sendiri. Maksudnya, manusia lebih banyak dipengaruhi orang di luar dirinya daripada memiliki motif dan tindakan sendiri untuk berubah. Misalnya orang yang berada di lingkungan kerja yang malas akan cenderung menjadi malas pula. Mahasiswa yang sering dibiarkan terlambat a kan menjadi manusia yang tidak tepat waktu.
Ini sesuai dengan teori Albert Bandura yang menyatakan bahwa orang dapat mempelajari perilaku dari pengamatan terhadap orang lain.
Lingkungan mengubah orang.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi individu, baik orang, kondisi geografis ataupun cuaca. Orang yang tinggal di tepi pantai berbeda perilakunya dengan yang tinggal di pedalaman. Mereka cenderung memiliki sikap lebih agresif dan tone suara lebih tinggi.
Perubahan perilaku dalam masyarakat mungkin akan berjalan lambar karena harus melewati modifikasi yang bertahap dalam hal pola pikir dan kepercayaan, karena itu revolusi dalam perilaku sangat sulit dilakukan. Orang tidak bisa berubah dalam semalam. Coba kirim seorang karyawan dalam pelatihan motivasi. Ketika ia kembali ia tidak langsung menjadi orang yang termotivasi kan? Ketika lingkungannya tidak mendukung isi pelatihan tersebut, maka bibit motivasi akan segera pupus dari semangatnya.
Karena itulah untuk mengubah perilaku seseorang dibutuhkan dukungan lingkungan yang kuat. Lingkungan sangat kuat daya magnetnya. Ini dibuktikan dalam sebuah penelitian dimana kepada subjek diperlihatkan 2 garis sebagai berikut:
Para subjek diminta untuk memilih garis mana yang dianggap lebih panjang. penelitian ini menggunakan 2 kelompok subjek. Pada kelompok pertama ditempatkan beberapa asisten peneliti yang pertama berinisiatif memberikan ide. Di kelompok 2 tidak ada asisten peneliti. Ternyata diketahui bahwa pada kedua kelompok, subjek cenderung memilih jawaban yang dipilih oleh kebanyakan orang.
Artinya orang cenderung berani melakukan sesuatu jika ia merasa bahwa ia tidak sendiri. Dalam konsep psikologi ini disebut konformitas, kecenderungan untuk menyamakan diri dengan orang lain.
Dengan kata lain, perubahan yang diusung oleh banyak orang akan memiliki kans keberhasilan lebih besar daripada perubahan yang diusulkan satu orang.
Kita ambil contoh Walikota Padang yang mencanangkan pendidikan kembali kepada agama. Setiap murid sekolah diwajibkan mengenakan pakaian muslim. Namun, sekembalinya ia kerumah, di jalanan, di pasar, di taman bermain, ia melihat orang dewasa mengenakan pakaian minim yang tidak jelas. Akhirnya, si anak memutuskan untuk mengenakan hijabnya hanya di sekolah. Selangkah keluar dari gerbang institusi pendidikannya, ia menarik kerudungnya dan membiarkan auratnya dipertontonkan.
Ketakutan akan perubahan
Cobalah anda menulis dengan tangan yang biasa digunakan. Kemudian ganti dengan tangan yang tidak biasa digunakan untuk menulis. Apa yang anda rasakan? Rasa ketidaknyamanan! Perubahan seringkali menghasilkan rasa tidak nyaman. Dan orang tidak suka itu.
Efek perubahan
Perubahan membawa dampak pada individu, diantaranya:
1.     Ketidaknyamanan awalnya. Tentu saja perubahan itu tidak enak.
2.    Sudut pandang baru. Dengan adanya perubahan, individu dipaksa untuk membuka cakrawala dan melihat dari sudut pandang baru. Ia melepaskan diri dari tempurungnya. Sekarang kan bukan jamannya katak dalam tempurung lagi, ini waktunya ”katak diatas tempurung”!
3.    Respon baru dari lingkungan. Perubahan apapun akan menghasilkan respon dari lingkungan. Baik itu positif maupun negatif, keduanya memberikan asupan pengetahuan baru bagi individu yang berubah. Artinya perubahan akan membawa perubahan lain.
4.    Menjadi pribadi yang lebih baik. Apapun yang anda rubah, anda sudah melakukan suatu keberhasilan. Melangkah dari zona nyaman ke titik kritis bukanlah keberanian yang didapat setiap hari. Sehingga anda pantas menghargai diri anda sebagai pribadi pemberani, pribadi yang lebih baik.

"Your mind will be like its habitual thoughts; for the soul becomes dyed with the color of its thoughts. Soak it then in such trains of thoughts as, for example: Where life is possible at all, a right life is possible."
~ Marcus Aurelius, 2nd century Roman emperor-(stoic) philosopher
Jika kita kembalikan pada proses perubahan perilaku yang sulit dilakukan, maka ada hal yang perlu diwaspadai bagi seseorang yang ingin berubah:
1.     Butuh kemauan dan tekad pantang menyerah
2.    Sarana tidak memadai
Saat seseorang ingin belajar memasak, tapi tidak ada kompor atau panci maka keinginannya memasak akan hancur.
3.    lingkungan tidak mendukung
Pernahkah anda merasa ingin berubah dan melakukan perubahan itu? Namun saat anda bertindak berbeda dengan kebiasaan anda, respon yang anda dapatkan adalah ” Tumben!!” Terang saja semangat anda langsung padam. Sudah susah-susah melakukan suatu hal yang berbeda, tapi tidak ada penghargaan yang didapatkan. Jika anda tetap pada kebiasaan lama, mereka mengkritik. Tapi ketika anda berusaha berubah, mereka mengejek

A.   Pengertian Perubahan
adalah merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang ada.

B.    Teori perubahan sikap
Teori menyatakan bahwa sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh orang lain karena:
a.    Penyesuaian yaitu seseorang mengubah sikapnya sesuai orang yang mempengaruhinya apabila menguntungkan dirinya, tetapi akan menolak apabila tidak menyenangkan atau menguntungkan dirinya.
b.    Identifikasi yaitu seseorang akan menganut sikap oaring lain yang dikagumi atau disegani atau disenangi.
c.    Internalisasi yaitu seseorang menerima sikap yang baru oleh karena sikap yang baru tersebut masih selaras dengan sikap dan nilai-nilai yang dimiliki sebelumnya.
Bentuk-bentuk Perubahan Perilaku
a)   Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan
alam (lingkungan) secara alamiah
b)    Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang
direncanakan oleh yang bersangkutan
c)   Kesiapan berubah (Readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya
proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.
3. Pendekatan Untuk Mengubah Perilaku
a. Informasi
b. Pemasaran
c. Insentif
d. Restriksi (memberikan pembatasan untuk mencegah perilaku tertentu)
e. Indoktrinasi (Memberikan paksaan untuk perilaku tertentu)
f. Peraturan
4. Strategi Perubahan Perilaku
a)   Inforcement (Paksaan):
- Perubahan perilaku dilakukan dengan paksaan, dan atau  menggunakan peraturan  atau perundangan.
- Menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara (tidak langgeng)
b)    Persuasi
Dapat dilakukan dengan persuasi melalui pesan, diskusi dan argumentasi. Melalui pesan seperti jangan makan babi karna bisa menimbukkan penyakit H1N1. Melalui diskusi seperti diskusi tentang abortus yang membahayakan jika digunakan untuk alasan yang tidak baik5
c)   Fasilitasi
Strategi ini dengan penyediaan sarana dan prasarana yang mendukung. Dengan penyediaan sarana dan prasarana ini akan meningkatkan Knowledge (pengetahuan) Untuk melakukan strategi ini mmeerlukan beberapa proses yakni kesediaan, identifikasi dan internalisasi. Ketika ada rangsangan yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan keyakinan akan menimbulkan aksi dan kemudian hal itu menjadikan perbahan perilaku.
d)   Education :
Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan. Menghasilkan perubahan perilaku yang langgeng, tetapi makan waktu lama.
5. Tahapan Perubahan Perilaku “Model Transteoretikal” (Simon-Morton, Greene & Gottlieb, 1995)
Terdapat 6 tahapan perubahan :
a. Prekontemplasi
Pada tahap ini klien belum menyadari adanya permasalahan ataupun kebutuhan untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu memerlukan  informasi dan umpan balik untuk menimbulkan kesadaran akan adanya masalah dan kemungkinan untuk berubah. Nasehat mengenai sesuatu hal/informasi tidak akan berhasil bila dilakukan pada tahap ini.
b. Kontemplasi
Sudah timbul kesadaran akan adanya masalah. Namun masih dalam tahap keraguraguan. Menimbang-nimbang antara alasan untuk berubah ataupun tidak. Konselor  mendiskusikan keuntungan dan kerugian apabila menerapkan informasi yang diberikan.
c. Preparasi  (Jendela kesempatan untuk melangkah maju atau kembali ke tahap kontemplasi).
d. Aksi (Tindakan)
Klien mulai melakukan perubahan. Goalnya adalah dihasilkannya perubahan perilaku sesuai masalah.
e. Pemeliharaan
Pemeliharaan perubahan perilaku yang telah dicapai perlu dilakukan untuk terjadinya pencegahan kekambuhan.
f. Relaps
Saat terjadi kekambuhan, proses perubahan perlu diawali kembali. Tahapan ini bertujuan untuk kembalinya upaya aksi.

C.    Prinsip Perubahan Perilaku Karena Terpaksa
          Adalah upaya promosi kesehatan dalam rangka perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran / masyarakat sehingga mau melakukan atau berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya dengan adanya peraturan – peraturan atau undang – undang yang harus dipatuhi oleh anggota masyarakat.
Sifat – sifat perubahannya meliputi :
1.     Cepat
2.    Tidak langgeng
3.    Tidak didasari pemahaman dan kesadaran
Perubahan perilaku
Perubahan perilaku  umumnya  terjadi melalui tiga cara yaitu karena  terpaksa  (compliance)  mengharapkan  memperoleh  imbalan baik  materi  maupun  non  materi,  memperoleh  pengakuan  dari kelompok,  terhindar  dari  hukuman,  dan  tetap  terpelihara  hubungan
baik dengan orang lain

Karena terpaksa (compliance).
d.    Dengan Paksaaan
Cara ini dapat dilakukan dengan:

1) Mengeluarkan instruksi atau peraturan, dan ancaman hukuman jika tidak mentaati instruksi atau peraturan tersebut. Misalnya: instruksi atau peraturan tidak membuang sampah di sembarang tempat, dan ancaman hukuman atau denda jika tidak mentaati peraturan lalu lintas.

2) Menakut-nakuti tentang bahaya yang mungkin akan diderita jika tidak mengerjakan apa yang dianiurkan. Misal: menyampaikan kepada ibu-ibu bahwa anaknya bisa mati jika tidak berobat pada waktu demam tinggi.
b. Dengan memberi imbalan

lmbalan bisa berupa materi seperti uang atau barang, tetapi bisa juga imbalan yang tidak berupa materi, seperti pujian, dan sebagainya.
c. Dengan membina hubungan baik

Jika kita mempunyai hubungan yang baik dengan seseorang atau dengan masyarakat, biasanya orang tersebut atau masyarakat akan mengikuti anjuran kita untuk berbuat sesuatu, karena ingin memelihara hubungan baiknya dengan kita.
d. Dengan menunjukkan contoh-contoh

Salah satu sifat manusia adalah ingin meniru. Oleh karena itu, Puskesmas harus mempunyai lingkungan yang bersih, para petugas tampak bersih, rapi, dan ramah. Selain itu, para petugas juga berperilaku sehat, misalnya tidak merokok, tidak meludah di sembarang tempat, tidak membuang sampah sembarangan, dan sebagainya. Di beberapa tempat disediakan tempat sampah agar orang juga tidak membuang sampah sembarangan. Dengan contoh seperti ini biasanya orang akan ikut berbuat yang serupa yaitu berperilaku sehat.
e. Dengan memberikan kemudahan

Misalnya pemerintah ingin agar masyarakat memanfaatkan Puskesmas, maka Puskesmas didekatkan kepada masyarakat, pembayarannya dibuat sedemikian hingga masyarakat mampu membayar pelayanannya yang baik dan ramah, tidak usah menunggu lama. Semua ini merupakan kemudahan bagi masyarakat, maka diharapkan masyarakat akan tergerak untuk memanfaatkan Puskesmas.
f.Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

Misal individu, kelompok, maupun masyarakat, diberi pengertian yang benar tentang kesehatan. Kemudian ditunjukkan kepada mereka baik secara langsung ataupun tidak langsung, yaitu misalnya melalui film, slide, photo, gambar, atau cerita, bagaimana bahayanya perilaku yang tidak sehat , dan apa untungnya berperilaku sehat. Hal ini diharapkan akan bisa membangkitkan keinginan mereka untuk berperilaku hidup sehat. Cara ini memang memakan waktu lama untuk bisa dilihat hasilnya, tetapi sekali berhasil. maka ia akan bertahan lebih lama dibandingkan dengan cara cara lainnya. 

REFERENCE
PERSAGI. 2010. Penuntun Konseling Gizi. PT. Abadi, Jakarta.
Soekidjo Notoadmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta
Yayi Suryo Prabandari .2009 Strategi perubahan Perilaku .
http://www.kmpk.ugm.ac.id/images/Semester_1/Ilmu%20Sosial/Strategi%20Perubahan%2
0Perilaku.pdf, online, diakses tanggal 3 september 2011).
Zumroh Hasana.2010.  Makalah Perubahan Perilaku Sebagai Dampak Adanya Promosi
Kesehatan. UNAIR Surabaya ( http://zumrohhasanah.wordpress.com/,  Online, diakses
tanggal 3 September 2011)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar