PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
Rancangan program promosi kesehatan memfokuskan
bagaimana program kemitraan pelayanan persalinan terpadu dapat membantu
peningkatan upaya keselamatan ibu dengan menjalin kemitraan dengan lintas
sektoral yang terkait. Kemitraan mengandung arti saling bertukar pengetahuan,
sumberdaya dan komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Untuk itu diperlukan
sikap saling menghargai dan keterbukaan tentang semua hal.
Kemitraan dengan wanita. Pendekatan partisipasif ini
melibatkan kaum ibu mampu mengenali dan menentukan prioritas masalah kesehatan
ibu, menyusun rencana pemecahan masalah bersama pemerintah setempat dan
melaksanakannya. Beberapa kegiatannya adalah pelatihan dukun bayi, pendidikan
dan pelatihan kaum wanita dan pria tentang persalinan yang aman dirumah serta
tentang keluarga berencana, mengembangkan persiapan rujukan ke rumah sakit dan
mengembangkan materi informasi tentang kesehatan reproduksi.
Kemitraan dengan masyarakat dan dukun bayi. Pelatihan
petugas dalam upaya keselamatan ibu tidaklah lengkap tanpa penyuluhan dan
motivasi terhadap keluarga, masyarakat dan dukun bayi.
Kemitraan dengan bidan. Perlu dilakukan dengan
asosiasi kebidanan (IBI) dalam mendukung pelayanan kesehatan reproduksi.
Melalui asosiasi ini diharapkan para bidan mengikuti program pelatihan
kesehatan reproduksi yang mencakup penanganan kegawatan obstetri, pencegahan
infeksi dan keluarga berencana. Perhatian utama organisasi ini adalah
memaksimalkan kebijakan dan dukungan teknis yang lestari dalam menjaga kualitas
pelayanan kesehatan ibu.
Kemitraan dengan penentu kebijakan. Kemitraan antara
lembaga pembangunan, donor dan pemerintah diperlukan dalam keberhasilan
kegiatan keselamatan ibu. Kemitraan ini telah dilaksanakan didaerah
Tanjungsari, menunjukkan kemitraan antara penyandang dana, pelayanan kesehatan
pemerintah, tokoh masyarakat.
Kemampuan masyarakat perlu ditingkatkan
terus menerus untuk menolong dirinya sendiri dalam mengatasi masalah kesehatan.
Kegiatan pembinaan yang di lakukan oleh bidan sendiri antara lain mempromosikan
kesehatan dalam pelayanan agar peran serta ibu, remaja, wanita, keluarga dan
kelompok masyarakat di dalam upaya kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana
meningkat. Ini sebagai bagian dari upaya kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup promosi kesehatan
berdasarkan aspek pelayanan kesehatan ,secara garis besar terdapat 2 jenis
pelayanan kesehatan yaitu :
·
Pelayanan preventif dan promotif,
Adalah pelayanan bagi kelompok masyarakat yang
sehat,agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status
kesehatannya.Pada dasarnya pelayann ini dilakukan oleh kelompok profesi
kesehatan masyarakat.
A. Upaya Promotif.
Adalah upaya promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan status/ derajad kesehatan yang optimal. Sasarannya adalah kelompok orang sehat. Tujuan upaya promotif adalah agar masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya, kelompok orang sehat meningkat dan kelompok orang sakit menurun. Bentuk kegiatannya adalah pendidikan kesehatan tentang cara memelihara kesehatan.
Promotif Kebidanan
Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian
ibu dan angka kematian perinatal. Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal
lebih mencerminkan kesanggupan satu negara untuk memberikan pelayanan
kesehatan. Indonesia, di lingkungan Asean, merupakan negara dengan angka
kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu.
Mulai beberapa tahun terakhir ini, pelayanan kesehatan
kebidanan tidak terbatas ditingkat klinik tetapi telah menyebarkan upaya
promotif, preventif dan rehabilitasi ke dalam gagasan Ilmu Kebidanan Sosial.
Melalui gagasan ilmu kebidanan sosial, diharapkan dapat mengendalikan faktor
dalam masyarakat sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan
menyeluruh dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
perinatal.
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan kala nifas
serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta
pemberian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan
sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi kekeadaan normal.
Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat. Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesejahteraan
keluarga dalam rangka tercapainya keluarga yang berkualitas. Pelayanan
kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangan
yang diberikannya dengan maksud meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
tercapainya keluarga berkualitas, bahagia dan sejahtera
Sasaran pelayanan kebidanan adalah : individu, keluarga
dan masyarakat yang meliputi upaya :
- Promotif ( peningkatan )
- Preventive ( pencegahan )
- Kuratif ( Penyembuhan )
- Rehabilitatif ( Pemulihan )
Promotif adalah
usaha mempromosikan kesehatan kepada masyarakat. Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap
individu berhak untuk menentukan nasib sendiri, mendapat informasi yang cukup
dan untuk berperan di segala aspek pemeliharaan kesehatannya.Langkah langkah
promosi kesehatan secara umum mencakup :
lPenyuluhan
kesehatan sesuai kebutuhan masyarakat
lPeningkatan gizi
lPemeliharaan
kesehatan perseorangan
lPemeliharaan
kesehatan lingkungan
lOlahraga secara
teratur
lRekreasi
lPendidikan seks
Program
kesehatan yang menekankan upaya kuratif adalah merupakan “Health program for
survival”, sedangkan yang menekankan pada upaya promotif dan preventif merupakan
“Health Program for human development”
Sedangkan
upaya promotif kesehatan secara khusus yang berkaitan dengan kebidanan, yaitu :
• Meningkatkan pelaksanaan
pengawasan hamil seperti :
- melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
- Melaksanakan posyandu
• Meningkatkan penyuluhan keluarga berencana dengan :
- Menganjurkan pada ibu bersalin untuk segera menggunakan KB 45 hr pos
partum.
- Memberikan pengetahuan pada ibu tentang alat kontrasepsi yang bisa dipakai sesuai
dengan kondisinya.
• Meningkatkan pengetahuan gizi ibu hamil dan menyusui,
salah satu contoh :
- Menganjurkan pada ibu hamil untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan
selama hamil.
- Memberikan pengetahuan pada ibu mengenai IMD dan pentingnya pemberian ASI
tanpa pendamping selama 6 bulan pertama.
• Meningkatkan promosi pelaksanaan imunisasi, salah satu
contoh :
- Pemberian Imunisasi TT 2 kali selama hamil dan 1 kali setelah melahirkan (
Nifas )
- Memberikan pengetahuan akan pentingnya Imunisasi pada ibu dan pada bayi.
• Meningkatkan kampanye upaya kesehatan lingkungan dengan
:
- Memberikan pengetahuan akan pentingnya PHBS
• Meningkatkan upaya sistem rujukan dengan :
- Memanfaatkan kendaraan yang ada di daerah sekitar untuk pelaksanaan rujukan
( Ambulan Desa )
• Menerapkan pelayanan kesehatan yang terjangkau
masyarakat contohnya :
- Diadakannya posyandu di tempat – tempat yang jauh dr fasilitas kesehatan
- Diadakannya puskesmas keliling
Untuk meningkatkan mutu
pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat telah
dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di puskesmas induk, puskesmas pembantu,
posyandu, serta unit-unit yang terkait di masyarakat.
Semua bentuk pelayanan
kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan yang prima.
Selain itu, cakupan pelayanan diperluas dengan pemerataan pelayanan kesehatan
untuk segala aspek atau lapisan masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan
dalam rangka jangkauan pemerataan pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan
tersebut dapat dilakukan dengan penyebaran bidan desa, perawat komunitas, fasilitas
balai kesehatan, pos kesehatan desa, dan puskesmas keliling.
Berkaitan dengan kematian bayi
akibat persalinan, maka upaya yang dapat dilakukan adalah memperbaiki pelayanan
kebidanan serta menyebarkan buku KIA, alat monitor kesehatan oleh tenaga kesehatan,
dan alat komunikasi antara tenaga kesehatan dengan pasien. Di Jepang, buku KIA
yang digunakan sejak tahun 1948 mampu menurunkan secara signifikan angka
kematian bayi—AKB dan angka kematian ibu—AKI (Hapsari, 2004).
Peningkatan status gizi
masyarakat merupakan bagian dari upaya untuk mendorong terciptanya perbaikan
status kesehatan. Dengan pemberian gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan
perkembangan anak akan baik pula, di samping dapat memperbaki status kesehatan
anak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, di antaranya
upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPGK. Kegiatan UPGK
tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada
masyarakat yang rawan atau memiliki risiko tinggi terhadap kematian atau
kesakitan. Kelompok risiko tinggi terdiri atas anak balita, ibu hamil, ibu
menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya rendah. Melalui upaya tersebut,
peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan masyarakat khususnya
pada kelompok risiko tinggi
Peningkatan peran serta
masyarakat dalam membantu perbaikan status kesehatan ini penting, sebab upaya
pemerintah dalam rangka menurunkan kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan
hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta masyarakat dengan keterlibatan
atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat tersebut sangat menentukan
keberhasilan program pemerintah sehingga mampu mengatasi berbagai masalah
kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersifat
efektif dan efisien dalam pelayanan kesehatan. Upaya atau program pelayanan
kesehatan yang membutulikan peran serta masyarakat antara lain pelaksanaan
imunisasi, penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi, dan
Upaya tersebut akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada
sasaran yang ada.
Upaya pelaksanaan program
pelayanan kesehatan anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila didukung
dengan perbaikan dalam pengelolaan pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah
peningkatan manajemen pelayanan kesehatan melalui pendayagunaan tenaga
kesehatan profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah kesehatan
anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga perawat, bidan, serta
dokter yang berada di puskesmas yang secara langsung berperan dalam upaya
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakatsecara luas dan menyeluruh.
Upaya promotif dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan individu,keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga upaya promotif
merupakan upaya yang berorientasi “Health Program for human development”. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan serta pemerataan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat perlu dilakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan
meletakkan dasar pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Semua bentuk
pelayanan kesehatan perlu didorong dan digerakkan untuk menciptakan pelayanan
yang prima. Untuk perlu dilakukan peningkatan manajemen pelayanan kesehatan
melalui pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung
mengatasi masalah yang khususnya berkaitan dengan peningkatan pelayanan
kebidanan.
B. Upaya Preventif
Upaya Pencegahan (Preventive) Menurut Leavel and Clark
Usaha
pencegahan
penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan
pada masa sakit. Leavell dan clark dalam bukunya “Preventive Medicine for the
doctor in his community”
Usaha-usaha
pencegahan itu adalah :
A.
Masa sebelum sakit
- Mempertinggi
nilai kesehatan (Health promotion)
- Memberikan
perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (Specific protection).
B.
Pada masa sakit
3. Mengenal dan mengetahui jenis
pada tingkat awal,serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera. (Early
diagnosis and treatment).
4. Pembatasan kecacatan dan berusaha
untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu
penyakit (Disability limitation).
5. Rehabilitasi (Rehabilitation).
Upaya Preventif adalah upaya
promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyakit. Sasarannya adalah
kelompok orang resiko tinggi. Tujuannya untuk mencegah kelompok resiko tinggi
agar tidak jatuh/ menjadi sakit (primary prevention). Bentuk kegiatannya adalah
imunisasi, pemeriksaan antenatal care, postnatal care, perinatal dan neonatal.
Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang
berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui,BBL, para
perokok, obesitas (orang-orang kegemukan), para pekerja seks (wanita atau
pria), dsb. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka
tidak jatuh sakit atau terkena penyakit (primary prevention).
Contoh :
Pemberian imunisasi pada bayi baru lahir, salah
satunya yakni vaksin Hepaititis B.
Pemberian ini bertujuan untuk mencegah infeksi virus
hepatitis B yang dapat penyakit serosis bahkan kanker hati. Kegiatan ini
sebaiknya harus dilakukan sedini mungkin pada BBL.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar